Jakarta, 31 Oktober 2020 – “Dengan ini, tutuplah suatu masa dalam sejarah keuangan Republik Indonesia. Masa yang penuh dengan penderitaan dan kesukaran bagi rakyat kita. Uang sendiri itu adalah tanda kemerdekaan Negara,” pidato ini disampaikan oleh Wakil Presiden Mohammad Hatta saat detik-detik peluncuran Oeang Republik Indonesia (ORI) di tahun 1946. Jumat (30/10) kemarin menandai tepat 74 tahun sejak emisi pertama ORI. Tujuh puluh empat tahun sudah rakyat Indonesia menggunakan alat pembayaran yang sah penanda kemerdekaan dan kedaulatan negara tercinta. Jika lebih dari 74 tahun yang lalu Indonesia melawan penjajah, tahun ini kita juga tengah berjuang melawan pandemi COVID-19. Situasi yang serba terbatas ini tidak menyurutkan semangat punggawa Kementerian Keuangan untuk mengikuti Upacara Peringatan Hari Oeang Republik Indonesia (HORI) ke-74 yang diselenggarakan secara daring pagi ini.
Karena kondisi pandemi, HORI tahun ini diperingati secara sederhana dan
penuh kehati-hatian menaati protokol kesehatan. Kondisi pandemi pula yang
melatarbelakangi pemilihan tema peringatan HORI ke-74: “Peduli, Responsif,
Adaptif Atasi Pandemi, Bangkitkan Ekonomi”. Dalam kesempatan ini Menteri
Keuangan Sri Mulyani mengingatkan jajarannya untuk menjaga kepedulian dan
kerjasama seluruh pihak di Kementerian Keuangan. Terlebih Kementerian Keuangan
memegang posisi sentral dalam penanganan pandemi.
Upaya membangun ekonomi Indonesia tidak selalu mudah. Berbagai rintangan
telah kita lalui, mulai dari era nasionalisasi, hiperinflasi, krisis keuangan
1998, hingga krisis global 2008. Namun bangsa Indonesia berhasil melewati
setiap krisis tersebut dengan menjadi lebih kuat melalui pembelajaran yang
diterima. Menteri Keuangan Sri Mulyani berharap Indonesia juga mampu melewati
krisis kali ini dengan semangat yang sama.
Negara harus melihat krisis sebagai kesempatan untuk melakukan
reformasi, merencanakan langkah-langkah yang tepat untuk tidak hanya melewati
krisis, namun juga memperkuat pondasi bangsa. Kecermatan ekstra tentu
diperlukan, sebab krisis pandemi ini bukan hanya masalah kesehatan, namun juga
masalah sosial, ekonomi, dan keuangan. Dari sisi keuangan, diharapkan kondisi kuartal
ketiga dapat meningkat dari pelemahan di kuartal kedua. “Lindungi mereka yang
terdampak, kuatkan mereka yang berjuang, dan pulihkan dunia usaha,”ujar Menteri
Keuangan Sri Mulyani.
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani
kembali mengingatkan jajarannya untuk terus peduli pada lingkungan sekitarnya.
Ia mengapresiasi berbagai bentuk kegiatan sosial yang diselenggarakan
Kementerian Keuangan. Bentuk kepedulian juga bisa dengan mewujudkan
kebijakan-kebijakan yang mampu mendorong ekonomi Indonesia. Kementerian
Keuangan harus antisipatif dan responsif dengan dinamika perubahan terkait
kebijakan tersebut.
Untuk mengawal pemulihan ekonomi dan melanjutkan reformasi struktural,
seluruh jajaran Kementerian Keuangan harus terus aktif menunaikan tugas dan
fungsinya, maupun dalam berinteraksi sosial. Kondisi pandemi memang memaksa pegawai
lebih banyak bekerja dari rumah. Tapi hal ini bukanlah halangan bagi
Kementerian keuangan untuk tetap bekerja 100%.
“Karena suara Kementerian Keuangan, suara yang memberikan solusi. Suara
untuk bisa menjernihkan suasana adalah suara yang kita butuhkan saat ini untuk
berjuang menghadapi COVID-19,” tegas Sri Mulyani.
Dirgahayu Oeang Republik Indonesia, Dirgahayu Kementerian Keuangan.
Hak Cipta Inspektorat Jenderal Kementerian Keuangan | Peta Situs | Email Kemenkeu | Ikuti Kemenkeu
Manajemen Portal Itjen - Gedung Djuanda II Lantai IV Jalan dr.Wahidin No 1 Jakarta 10710 Kotak Pos 3132 Jkt. 10031